Nartizun

Guru sosiologi SMA Negeri 1 Rembang Bukan penulis tapi ingin belajar menulis🌹 Semoga bermanfaat🥰...

Selengkapnya
Navigasi Web
Patah Hati (Tantangan Gurusiana Hari Ke-14)

Patah Hati (Tantangan Gurusiana Hari Ke-14)

Patah hati adalah metafora umum yang digunakan untuk menjelaskan sakit emosional atau penderitaan mendalam yang dirasakan seseorang setelah kehilangan orang yang dicintai, melalui kematian, perceraian, putus hubungan, terpisah secara fisik atau penolakan cinta.

Patah hati biasanya dikaitkan dengan kehilangan seorang anggota keluarga atau pasangan hidup, meski kehilangan orang tua, anak, hewan peliharaan, orang yang dicintai atau teman dekat bisa "mematahkan hati seseorang", dan sering dialami ketika sedih dan merasa kehilangan. Frasa ini mengarah pada sakit fisik yang dirasakan seseorang di dada sebagai dampak kehilangan tersebut, tetapi ada pula perpanjangannya yang meliputi trauma emosional ketika perasaan tersebut tidak dialami sebagai wujud sakit somatik. Meskipun "patah hati" biasanya tidak memberi kerusakan fisik apapun pada jantung, ada sebuah kondisi bernama kardiomiopati takotsubo (juga disebut sindrom patah hati), yaitu ketika sebuah insiden traumatik mendorong otak untuk menyalurkan zat-zat kimia ke jaringan jantung yang melemah.

Patah hati dapat dialami oleh siapapun. Entah itu anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang yang sudah tua sekalipun. Bisa membayangkan bukan bagaimana kalau kita patah hati? Rasanya sakit, sakit sekali.anak kecil berebut mainan,kalah bisa patah hati. Remaja yang sedang dimabuk cinta, kemudian diputus pacarnya bisa patah hati. Orang dewasa bercerai atau ditinggal mati pasangannya bisa patah hati.

Tentunya anda semua pernah mengalami patah hati bukan?. Sama seperti saya, merasa sudah menikmati perjalanan panjang dengannya di tengah jalan putus, dan patah hati. Tidak tanggung-tanggung, putus di tengah jalan saya berusaha untuk menyambung kembali, tapi putus lagi. Untuk ketiga kalinya saya bangkit lagi ingin menyambung kembali perjalananku akhirnya putus lagi. Patah hatiku kali ini sangat dalam. Rasanya ingin berhenti saja, tapi hati masih ingin dengannya. Dia adalah gurusiana, wadah atau tempat menulisku yang selama dua bulan terakhir menemani di tiap malamku.

Patah hati karena sudah remidi tiga kali membuatku tidak patah semangat. Hari ke-8, hari ke-23, dan hari ke-32, saya rasa masih menjadi pemula dalam menulis ketika harus remidi di hari yang masih sedikit. Dibandingkan dengan teman-teman yang lain yang ternyata di hari yang sudah banyak mencapai seratus tulisan bahkan lebih, mereka juga remidi. Ini yang membuat saya menjadi terinspirasi.

Apa yang menjadi penyebab patah hati, ternyata satu kata yaitu ketiduran. Ketika hasrat ingin tidur karena seharian lelah menjadi ibu rumah tangga dengan anak tiga maka hal ini yang menyebabkan saya selalu terlambat untuk membuat ide menulis dan mengirimkannya.

Karena alasan ketiduran inilah, maka seringnya tidak konsisten untuk menulis di lain waktu selain malam hari. Entah ide itu muncul hanya pada malam hari atau bagaimana, pada kenyataannya tiga kali saya remidi.

Pada remidi pertama hati ini masih merasa semangat untuk menulis kembali ke angka satu. Remidi kedua masih juga bersemangat, tetapi untuk remidi ketiga rasanya sangat berat. Inilah yang saya sebut sebagai patah hati, seperti ide-ide sudah mati. Tanpa pikir panjang saya membaca kembali berbagai tulisan dari teman gurusiana, kemudian saya terinspirasi untuk menulis kembali. Maka kembalilah saya ke angka satu untuk yang ketiga kalinya.

Untuk kali ini saya konsisten sehingga sudah sampai pada tulisan ke-12, dengan berbagai ide-ide tulisan yang masih ringan dan kadang tidak pernah dikomentari teman yang lain, tapi hati ini tetap setia dengan menulis di gurusiana.

Istilah matti satu tumbuh seribu masih ada di pikiran saya. Patah hati jangan di bawa mati juga akan saya pegang sampai saya bisa menulis yang berat seperti teman yang lainya. Tetap semangat menulis walau remidi, dan jangan sampai patah hati.

Rembang, 3 Juli 2020

Salam Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post